Minggu, 10 Maret 2013

Kenali Penyakit Stroke dan Cara Pengobatannya

Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan (berkurang). Akibatnya, nutrisi dan oksigen yang dbutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab stroke ada 2 macam, yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus), dan adanya pembuluh darah yang pecah.Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 – 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Penyebab Penyakit Stroke
<img src="http://medissain.blogspot.com/image/kenali penyakit stroke dan cara pengobatannya.jpg" alt="StockIndex">
Stroke atau penyakit serebavaskuler adalah kematian jaringan otak (Infark serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa iskemik maupun pendarahan (hermoragik).

Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah. Pada stroke hermoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah yang merembas ke dalam suatu daerah di otak dan meruskanya.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak . Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.

Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri yang mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil, Arteri karotis dan Arteri vertebralis beserta percabangannya bisa tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain. Misalnya dari jantung atau satu katupnya.

Stroke semacam ini disebut emboli serebral. Emboli serebral paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung terutama (fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah yang akhirnya bergabung dalam sebuah arteri.

Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan seperti kokain dan amfetamin juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang biasanya menyebabkan orang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Sumber: http://penyakitstroke.net/
Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke , antara lain
Yang Dapat Di Modifikasi ( Diubah ) Seperti :

    Merokok
    Alkohol
    Diabetes
    Hiperlipidemia ( Hiperkolesterol )
    Obesitas
    Penyakit Hipertensi Yang Tidak Terkontrol Dengan Obat

    Yang Tidak Dapat Di Modifikasi Seperti

    Komorbid Dengan Penyakit Jantung (Penyakit Jantung Koroner )
    Stenosis Arteri Karotis
    Penyakit Anemia Sel Sabit
    Usia Lanjut
    Pengguna Obat- obatan Anti Pembekuan Darah
    Memiliki Riwayat Penyakit Tekanan Darah Tinggi Yang Kronis  ( Jangka Waktu Lama )
    Memiliki Riwayat Gangguan Pembuluh Darah

Saat ini yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya kasus-kasus stroke pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi dan kebiasaan pola hidup yang kurang sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji yang cukup banyak dan kurangnya olahraga

Apa Itu Tia / Stroke Mini

TIA merupakan suatu stroke yang berlangsung sesaat dan tidak menyebabkan gejala sisa apapun. Gejala berlangsung kurang dari 24 jam sehingga fungsi otak yang terganggu dapat kembali normal. Namun, TIA yang berulang dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah yang sewaktu-waktu dapat menyebar ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah. Sekitar 1 dari 5 orang yang pernah mengalami TIA akan mengalami serangan stroke dalam waktu kurang lebih 3 bulan.  TIA harus diwaspadai sebagai kondisi kegawat daruratan sebab tidak ada jaminan akan sembuh dan fungsi akan kembali normal. Oleh karena itulah meskipun gejala sudah menghilang tetapi tetap harus dicek kembali di RS karena tidak ada bedanya dengan penanganan stroke.

Gejala TIA sama seperti stroke , antara lain penglihatan ganda, pusing (vertigo), kehilangan keseimbangan, kelemahan satu sisi tubuh ataupun kelumpuhan tangan, kaki, wajah ataupun seluruh tubuh, tidak lancar berbicara dan tidak mengerti perintah. Bekuan darah yang terbentuk dapat menyumbat pembuluh darah di daerah retina sehingga menimbulkan gejala gangguan di mata seperti hilangnya penglihatan sementara (amaurosis fugax).

Kenali Segera Khas Stroke ( Warning Sign )

Perlu diingatkan lagi untuk gejala pada penderita stroke tidak hanya kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa terjadi gangguan pada fungsi kognitif yang bersifat mendadak, seperti :
Mendadak Mati rasa , kesemutan dan kelemahan pada wajah , tangan, atau kaki pada sisi tubuh atau seluruh tubuh
Mendadak Kebinggungan , Lupa mendadak , sulit berbicara ataupun sulit mengerti
Mendadak muncul masalah penglihatan pada satu atau kedua mata ( penglihatan ganda, penglihatan gelap)
Mendadak kesulitan berjalan, dan kehilangan keseimbangan tubuh
Mendadak pusing berat tanpa sebab yang jelas
Sumber: http://terapipenyakitstroke.com/

Penyakit Saraf Stroke
Penyakit saraf stroke adalah kematian jaringan orak yang mendadak akibat kurangnya supply oksigen. Keadaan ini bisa disebabkan karena otak kekurangan darah akibat adanya sumbatan aliran darah (ischemic stokre) yang disebabkan oleh adanya timbunan plaque dan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri sehingga sifat elastisitasnya berkurang dan aliran darah pun ikut berkurang (Atherosclerosis). Atau bisa juga disebabkan oleh adanya gumpalan darah akibat plaque yang tumbuh membesar sehingga menyumbat lubang arteru (Trombus). Trombus ini dapat pecah dan lepas, membentuk emlbulus yang mengalir dalam pembuluh darah yang sewaktu-waktu akan menyumbat.

Penyebab penyakit saraf stroke lainnya adalah pendarahan di dalam atau disekitar jaringan otak yang disebabkan adanya tekanan atau trauma jaringan otak. Keadaan ini biasa disebut dengan hemorrhagic stroke. Pendarahan dapat terjad dibawah selaput otak maupun di dalam jaringan otak. Penyebab itamanya adalah tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan pembuluh darah kapiler dalam otak pecah dan mengalir ke dalam jariingan otak. Faktor penyebab serangan stroke antara lain penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, kegemukan (obesitas), sering minum-minuman beralkohol, merokok, lanjut usia  (manula), diabetes mellitus, pemakaian pil kontrasepsi (KB), kurang olahraga, dan stress. Stroke dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis ;

    Stroke sementara atau transient ischemic attack (penderita pulih kembali dalam waktu kurang dari 24 jam). Gejalanya antaa lain tiba-tiba sakit kepala, pusing, bingung, pandangan mata kabur, atauu kehilangan ketajaman penglihatan, kehilangan keseimbangan, lemah, dan kesemutann pada satu sisi tubuh.
    Stroke ringan (penderita  pulih kembali dalam waktu 2 minggu). Gejalanya antara lain beberapa atau semua gejala stroke sementara, ditambah dengan kelemahan atau kelumpuhan kaki, serta bicara tak jelas.
    Stroke berat (pemulihan terjadi sepenuhnya atauu hanya sebagian setelah beberapa bulan atau tahun). Gejalanya antara lain semua gejala stroke sementara dan ringan, ditambah dengan koma jangka pendek, kelemahan atau kelumpuhan satu sisi tubuh, sukar menelan, kehilangan control terhadap  pengeluaran air seni dan kotoran, sehingga konsentrasu serta perubahan perilaku.

Menurut penelitian, 60% faktor pemicu penyakit saraf stroke dapat dideteksi sedangkan 40% lainnya tidak. Pemicu stroke pada dasarnya adalah suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah, hati bergejolak) makan minum terlalu banyak, minum alkohol berlebihan, merokok dan sering mengonsumsi makanan berlemak.

Pemicu lain penyakit stroke adalah terlalu lelah dan terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terlalu banyak olahraga, perubahan cuaca yang terjadi pada musim dingin, tekanan atmosfer tinggi, suhu udara rendah kelembapan udara tinggi, serta  mendadak duduk dan beridir (bangun)  dari tempat tidur. Hampir 80% pemicu stroke adalah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan pengerasan pembuluh arteri (arteriosclerosis). Menurut statistic, 93% pengidap penyakit thrombosis (darah beku, dalam pembuluh darah, ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi).


<img src="http://medissain.blogspot.com/image/kenali penyakit stroke dan cara pengobatannya.jpg" alt="StockIndex">
Gejala Kompilasi Penyakit Stroke
Setelah suatu stroke sel-sel otak yang mati dan hematom yang terbentuk akan diserap kembali (reabsorpsi) secara bertahap. Setelah stroke iskemik atau perdarahan intraserebrum, sela yang mati dan hematom itu diganti oleh kista yang mengandung cairan serebrospinalis yaitu cairan yang membasuh otak dan korda spinalis. Pada kebanyakan kasus, proses alami ini selesai dalam waktu tiga bulan. Pada saat itu, sepertiga dari orang yang selamat akan menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat.

Gejala sisa pada stroke mencakup komplikasi sebagai berikut :

80% pasien stroke mengalami penurunan parsial atau total gerakan dan kekuatan lengan dan atau tungkai di salah satu sisi tubuh (kelumpuhan persiat disebut paresis, kelumpuhan total disebut paralisis).
80-90% menderita kebingungan masalah dengan kemampuan berpikir dan mengingat
30% mengalami satu atau lebih masalah komunikasi. Mereka mungkin tidak mampu berbicara atau memahami bahasa lisan (disebut afasia atau disfasia), gejalanya mencakup kesulitan memilih kata-kata yang tepat untuk diucapkan atau ditulis, kesulitan memahami tulisan, pemakaian kata-kata tanpa makna, dan masalah memahami lelucon. Atau mereka mungkin mereka mengalami kesulitan berbicara, berbicara pelo, atau sama sekali tidak mampu bersuara meskipun tetap mengerti bahasa lisan (disartria).
30% mengalami kesulitan menelan (disfagia)
10% mengalami masalah melihat benda-benda di satu sisi (hemianopia) dan 10% memiliki kelipatan ganda (diplopia)
Kurang dari 10% mengalami gangguan koordinasi saat duduk, berdiri atau berjalan (ataksia)
30% mengalami masalah orientasi kiri-kanan dan mungkin tidak menyadari masalahnya.
Hingga 70% mengalami gangguan suasana hati, termasuk depresi
20% merasakan nyeri di daerah bahu
Kurang dari 10% mengalami kejang atau epilepsi (ayan). Hal ini paling besar kemungkinannya terjadi pada mereka yang mengalami perdarahan intraserebrum
Banyak pasien stroke menderita sakit kepala
Tanpa pencegahan yang memadai, 20% mengalami infeksi dalam satu bulan pertama setelah stroke, dan ini merupakan salah satu sebab utama kematian. Infeksi ini sering disebabkan oleh terhirupnya makanan atau minuman.
Tanpa pencegahan yang memadai 10-20% pasien mengalami dekubitus (luka akibat terlalu lama berbaring/tidur) dengan atau tanpa disertai infeksi dalam bulan pertama. Dekubitus adalah salah satu sebab utama kematian setelah stroke.
Kurang dari 10% mengalami masalah dalam pengendalian buang air kecil dan atau buang air besar atau konstipasi (sembelit). Hal ini paling besar kemungkinannya terjadi pada orang yang mengalami stroke berulang atau mengidap demensia.
5% mengalami infeksi saluran kemih pada bulan pertama, salah satu penyebab utama kematian setelah stroke.
Hingga 10% mengalami deep vena thrombosis (DVT) dalam bulan pertama.
5% mengalami embolisme paru, di mana bekuan darah terlepas dari tungkai dan menyumbat sebuah arteri utama di paru, dalam bulan pertama. Hal ini mematikan pada sekitar 25% kasus.
Kurang dari 1% mengalami infark miokardium dalam bulan pertama. ini terjadi jiak suatu bekuan darah menyumbat salah satu arteri di jantung, menyebabkan kematian otot-otot jantung yang terkena. Namun penyakit ini lebih sering terjadi pada tahap-tahap lanjut, terjadi pada sekitar 30-50% pasien stroke dalam 3 tahun setelah stroke.
30% mengalami cacat sendi dan kontraktur (sendi yang tidak dapat ditekuk atau diluruskan) dalam tahun pertama setelah stroke. Hal ini  terutama terjadi pada pasien hemiplegik-pasien yang saa sekali tidak mampu menggerakan salah satu sisi tubuhnya
Sekitar 40% pasien terjatuh dalam tahun pertama setelah stroke, dan para pasien ini 4 kali lebih mungkin mengalami patah tulang panggul dibandingkan dengam mereka yang tidak pernah mengalami stroke.







Kematian akibat Penyakit stroke
Sebagian penyakit stroke bersifat fatal, sementara yang lain menyebabkan cacat tetap atau sementara. Sekitar 2 dari 10 orang yang mengalami stroke akut akan meninggal dalam satu bulan pertama, 3 dari 10 orang meninggal dalam satu tahun, 5 dari 10 orang meninggal dalam 5 tahun dan 7 dari 10 orang meninggal dalam 10 tahun.

Semakin lama waktu berlalu setelah suatu stroke, semakin kecil risiko meninggal akibat stroke. Risiko kematian terbesar adalah pada tiga hari pertama sekitar 12%. Risiko meninggal dalam 7 hari setelah stroke adalah sekitar 15-17%, dalam dua minggu adalah sekitar 17-20% dan dalam satu bulan adalah 20-25%. Bagi mereka yang bertahan hidup hingga satu bulan, angka kematian per tahun adalah sekiatr 10% yang berarti 1 dari 10 orang yang selamat akan meninggal setiap tahun.

Risiko kematian dalam bulan pertama berbeda-beda bergantung pada jenis stroke : risiko tersebut sekitar 20% untuk stroke iskemik, 40-70% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 40% untuk perdarahan subaraknoid.

Angka kelangsungan hidup setelah stroke iskemik pertama adalah sekitar 65% pada tahun pertama, sekitar 50% pada tahun kelima, 30% pada tahun kedelapan, dan sekitar 25% pada tahun kesepuluh. Prognosis jangka panjang bagi orang yang pernah mengalami perdarahan intraserebrum hemisferik (perdarahan yang mengenai salah satu hemisfer otak) biasanya lebih baik dariada bentuk-bentuk lain perdarahan intraserebrum dengan angka kematian keseluruhan sekitar 15-30%. Sebagian besar orang dengan perdarahan batang otak atau talamus meninggal segera setelah serangan.

Bagi orang yang mengalami perdarahan subaraknoid, risiko kematian dalam dua hari pertama adalah sekitar 35% tetapi setelah itu turun pesat. Risikonya menjadi sekitar 30% pada minggu pertama dan sekitar 10% pada minggu kedua. Salah satu penyebab utama kematian setelah perdarahan subaraknoid pertama adalah perdarahan ulang. Angka perdarahan ulang adalah sekitar 2% per hari selama 10 hari pertama (sehingga totalnya sekitar 20%). Kejadian perdarahan ulang sedikit lebih kecil daripada 30% pada 30 hari dan sekitar 1,5% per tahun setelah 30 hari.

Risiko meninggal segera setelah suatu stroke akut paling tinggi bagi mereka yang mengalami kehilangan kesadaran pada hari pertama dan semakin dalam tingkat penurunanan kesadaran, semakin besar risiko lematian yang mencapai hampir 80% pada mereka yang mengalami koma dalam memperlihatkan pola bernapas yang tidak teratur atau mengalami paralis berat (hilangnya sama sekali gerakan di lengan atau tungkai yang terkena). Risiko tersebut juga lebih tinggi pada orang berusia lanjut dibandingkan kaum muda dan pada mereka yang mengalami inkontinensia (tidak dapat mengendalikan buang air) akibat stroke.

Sebagian orang yang tampaknya terkena stroke ringan meninggal tidak lama kemudian setelah stroke kedua, serangan jantung, atau akibat denyut atau pernapasan mereka dihentikan oleh batang otak yang mengendalikan fungsi-fungsi ini. Ini merupakan bahaya khusus untuk orang yang mengalami stroke batang otak.

Komplikasi medis paling sering yang berpotensi menyebabkan kematian dalam bulan pertama setelah stroke :

- Pembengkakan otak yang diikuti dengan dislokasi yang menyebabkan tertekannya pusat-pusat vital di otak yang mengendalikan pernapasan dan denyut jantung

- Pneumonia aspirasi-infeksi dada akibat masuknya makanan atau cairan ke dalam paru

- Bekuan darah di arteri jantung (infark mikardium) dan paru (emboli paru)

Penyebab tersering kematian stroke setelah satu tahun :

- Infeksi-infeksi saluran kemih, infeksi dada, misalnya pneumonia aspirasi, dan infeksi kulit akibat dekubitus atau luka akibat terlalu lama berbaring di tempat tidur
- Komplikasi kardiovaskluar seperti gagal jantung, serangan jantung dan embolisme paru
- Demensia


Terima kasih atas kunjungan  anda
URL: http://medissain.blogspot.com/2013/03/kenali-penyakit-stroke-dan-cara.html
 postID=2934901757903293725
Judul : Kenali penyakit stroke dan cara pengobatannya
Label: gejala penyakit stroke, penyakit saraf stroke, penyakit stroke, penyebab penyakit stroke, stroke, stroke mini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...